Opini saya tentang mata kuliah bahasa mandarin di kampus saya
Semester 5 udah dimulai tanggal 24 Agustus 2009 kemarin. Diawali dengan pergantian kurikulum prodi saya yang cukup mengagetkan semua mahasiswa. Cukup merepotkan memang, dan sedikit mengecewakan karena ada beberapa mata kuliah yang dihapuskan dari daftar mata kuliah wajib. Tapi saya salut, justru itu yang saya inginkan dari dulu, tentang kejelasan konsentrasi di prodi saya. Saya pun jadi harus mengatur lagi rencana studi saya di prodi Teknik Informatika Universitas Ma Chung. Yang niatnya nyantai-nyantai, jadi harus lebih niat untuk mengejar hutang mata kuliah wajib yang baru muncul.
Sebagai mahasiswa pecinta Teknologi Informasi, saya sih enjoy-enjoy aja menikmati kuliah, berapapun sks-nya. Lha emang "suka" sama apa yang saya pelajari. Bahkan "kalau murni" mahasiswa TIf (Teknik Informatika), 24 sks pun bukan masalah buat saya. KRS-an pun sudah saya atur, meski belum validasi karena belum valid.
Tapi, permasalahan utamanya bukan disitu. Buat yang belum tahu, lulusan kampus saya harus mempunyai profil kemampuan trilingual. Bahasa Indonesia, English, dan Mandarin. Karena alasan itu, dibuatlah suatu sistem atas perintah yayasan untuk mewajibkan mahasiswa mengambil mata kuliah Mandarin selama 8 semester. "Untungnya", tiap semester hanya dibebani 1 sks "saja". Kalau emang dengan keadaan "normal", tambahan itu nggak terlalu berpengaruh buat masa kelulusan maupun aktifitas studi saya. Tapi yang terjadi berbeda dari "normal" itu. Lha gimana "kenyataannya"?
Karena "kebijakan" yayasan dan orang-orang di atas, mandarin yang hanya berbeban 1 sks itu, dijadwalkan tatap muka 6 sks. Apa maksudnya? Untuk beban finansial, mahasiswa cukup membayar 1 sks (Rp150rb). Tapi jadwal kelasnya, setara 6 sks. Mau nggak mau itu juga berdampak pada waktu luang tiap mahasiswa. Coba lihat gambar di bawah ini, rancangan studi saya (yang belum tervalidasi) kalau nggak ambil mandarin.
Lihat, masih banyak waktu luang kan buat ngerjain lainnya? Padahal itu ngambil 23 sks. Ditambah 1 sks mandarin "kalau normal" kan nggak terlalu ngefek. Tapi coba lihat, kalau saya harus mengambil mandarin setara 6 sks.
Wuah, waktu luang saya jadi hilang. Coba lihat lebih teliti di hari kamis jam 3 sore. Ada kegiatan wajib di kampus saya untuk semua mahasiswa. Gratis sih emang, tapi cukup membebani waktu 2 sks. Dan itu akan terus berlangsung sampai lulus. Aneh bukan?
Banyak mahasiswa mengeluhkan "kebijakan" ini. Tapi tetap saja, pihak atas nggak bergeming. Kalau nggak ambil mata kuliah itu, takut nggak mampu waktu ujian kelulusan bahasa mandarin ntar. Repot kan? CB 5, itu wajib dan akan jalan sampai CB 8, dan termasuk syarat kelulusan. Haduh... Secara umum, waktu luang tiap mahasiswa jadi berkurang. Akibatnya, mereka nggak bisa melakukan aktifitas luar kuliah yang biasa mereka jalani. Contoh, kalau biasanya aktif di organisasi sosial di luar kampus, kan jadi kehilangan waktu mereka untuk itu. Masa' mahasiswa Ma Chung mau jadi pinter mandarin sendiri, tapi nggak bagus dalam sosialisasi?
Belum lagi buat yang membiayai kuliah pakai uang sendiri hasil kerja. Kan jadi nggak bisa nyambi lagi. Apalagi buat yang sudah inisiatif kerja part time. Mana ada waktu? Sudah gini, mana bisa mikir waktu refreshing. Ya nggak?
Dari sisi saya, akibat yang saya rasakan adalah saya benar-benar merasakan "penjajahan waktu". Memang niat "mereka" baik, memberikan 5 sks gratisan dengan dosen native dari Cina. Tapi itu akan menyita waktu saya yang seharusnya bisa saya pakai untuk belajar tentang TIf. Belum lagi tugas-tugas dari dosen mandarin yang load-nya melebihi tugas mata kuliah lain. Huft.
Perlu diketahui, sebagai mahasiswa semester 5 keatas, apalagi anak TIf, tentu sudah banyak orientasi untuk mulai kerja. Saya sendiri, sedang mengerjakan beberapa projek bikin software. Itu perlu waktu yang sangat banyak. Saya pikir, kalau nggak ada mandarin, bisa nyambi di sela-sela kuliah. Tapi kenyataannya kan nggak gitu.
Saya juga anak band. Gara-gara padatnya jadwal saya (akibat mandarin juga), intensitas saya main band pun mau nggak mau jadi berkurang. Niatnya mau selesaikan lagu dalam waktu singkat, jadi molor lagi bakalan. Dunia sosial, sudah nggak perlu dipertanyakan. Saya jadi jarang main-main sama teman-teman luar kampus, apalagi teman-teman komunitas band.
Terlebih lagi, tugas TIf sekarang udah mulai banyak project. Butuh waktu banyak buat selesaikan itu semua. Gimana coba? Niat saya buat rutin nulis di PC Media tiap bulan jadi agak terganggu. Mana sempat meluangkan waktu buat nulis, kalau nggak punya waktu luang. Aaarrgghhhh!!!! Pokoknya, ini semua bikin saya emosi. Untung aja saya udah nggak menjabat di Lembaga Kemahasiswaan. Tinggal membereskan sisa-sisa tugas periode lalu.
Niat saya juga untuk belajar berbagai macam hal tentang IT juga terancam. Banyak ebook sudah didownload, tapi bakalan nggak sempat baca. Nah, mau gimana lagi? Buat pembaca yang satu universitas sama saya, apa pendapat Anda???
read more...
ANNOUNCEMENT!!!
This blog is dead!!! I moved it to my new blog in http://haqqi.net. Thank you for reading this blog. Hope you will read my new blog too.
Efek 1 sks Setara 6 sks
Aug 25, 2009Posted by Haqqi at 10:34 AM 5 comments
Labels: Bahasa Indonesia, My Experiences
Tentang IIS09
Aug 16, 2009Pertama kali datang ke seminar internasional
Seperti yang sudah saya tulis di posting sebelumnya, hari Jumat kemarin saya berangkat menuju Yogyakarta. Sedikit flashback, saya diajak seminar ini oleh dosen saya, dengan sebuah syarat. Syaratnya, pokoknya kami (saya dan teman saya) sama sekali nggak boleh tanya tentang biaya dan gak boleh keluar uang sama sekali, selain buat oleh-oleh. Intinya, GRATIS. Ya saya terima aja, meski nggak tahu sama sekali tentang apa yang jadi materi seminar ataupun gimana sistemnya. Pokoknya karena yang ngajak dosen saya sendiri, saya asumsikan bahwa seminar ini layak untuk diikuti.
Kita serombongan berangkat hari Jumat, dengan rencana awal berangkat jam 1 siang. Tapi karena berbagai hal, mobil jemputan baru sampai rumah saya jam 3an. Haha. Satu mobil diisi 7 orang, dari depan ada supir yang biasa kita panggil Pak Di, kemudian ada 4 dosen. Karena takut menyinggung, saya tulis aja inisialnya. Ada Pak R, Pak W, Pak S, dan Pak H. Mahasiswa yang ikut ya cuma saya dan teman saya. Berangkat lewat jalur kota Batu ke arah Yogyakarta.
Di daerah payung, karena ada panggilan alam, terpaksa berhenti. Ternyata perhentian ini berakibat tidak tenangnya kita waktu perjalanan. Kenapa? Ikuti ceritanya. Hoho...
Yah, seperti perjalanan biasa ke luar kota yang jauh, pasti banyak berhentinya. Masuk kota Yogya, sekitar jam 1. Tapi jadi muter-muter nggak karuan gara-gara tersesat nyari hotel. Akhirnya masuk hotel jam 2 pagi, di Hotel Kusuma.
Paginya, kita siap-siap dan langsung berangkat ke UIN, tempat seminar diadakan. Ternyata seminar ini adalah seminar internasional call for paper, dengan nama THE INTERNATIONAL INDUSTRIAl INFORMATICS SEMINAR 09. Buat yang belum tahu, seminar internasional ini beda sistemnya dengan seminar biasa. Di seminar biasa, kan cuma ada pembicara yang diundang, terus audience mendengarkan. Biasanya pun seminar biasa memakai topik-topik yang umum.
Tapi beda dengan seminar internasional. Secara umum, sistem seminar internasional ini seperti ini. Seminar internasional memiliki topik yang lebih dalam tentang suatu bidang. Di sesi awal, ada beberapa keynote speaker yang berbicara tentang beberapa hal yang menyangkut topik seminar. Biasanya keynote speaker ini adalah figur-figur yang luar biasa. Di sesi berikutnya, adalah presentasi dari pemakalah yang ikutan call for paper. Maksudnya, beberapa bulan sebelumnya, panitia membuka pendaftaran bagi orang-orang yang ingin mengirimkan jurnal ilmiah ke seminar tersebut. Jurnal-jurnal itu diseleksi, lalu yang lolos akan menjadi pemakalah di sesi tersebut. Pak R, Pak S, dan Pak H adalah salah satu pemakalah yang lolos seleksi.
Yang kita kecewakan di awal, kita masuk UIN aja tersesat. Sama sekali nggak ada banner atau penanda yang jelas dimana seminar diadakan. Yang ada cuma satu petunjuk dari kertas HVS bertuliskan IIS09 ke arah kanan. Sampe 2 kali muter-muter UIN, baru ketemu gedungnya. Di depan gedungnya pun nggak ada spanduk selamat datang. Huft...
Oiya, semua presentasi disampaikan dengan bahasa Inggris. Wajar kan, seminar internasional yang dihadiri pemakalah dari luar negeri juga.
Di sesi pertama, yang bisa saya ikuti cuma presentasi pertama. Setelah itu, topiknya terlalu dalam bagi saya. Apalagi malamnya kurang tidur, jadi ngantuk berat. Untung masih ketolong sama kopi yang diminum waktu coffee break awal. Setelah sesi pertama selesai, ada makan siang prasmanan yang siam kita santap. Uenak tenan...
Awalnya, saya dan teman saya pikir bahwa sesi kedua (dari jam 1 sampai 5) akan berjalan sesuai jadwal beserta pemakalahnya. Pemakalah dipisah ke 8 ruangan yang masing-masing memiliki topik sendiri. Karena kita pikir jadwal akan teratur, kita sudah mentarget mana saja pemakalah yang bakal kita datangi. Tapi ternyata benar-benar diluar dugaan. Dasar seminar internasional indonesia, banyak banget pemakalah yang nggak datang. Akibatnya beberapa pemakalah jadwalnya dimajukan. Jadinya nggak bisa menikmati sesi-sesi yang kita targetkan. Kita cuma terkurung di ruangan nomor 2 yang isinya cuma pemakalah + kita (2orang). Lucu juga, jadi pemakalah saling mempresentasikan ke rekan sejawat. Kalo kita, rasanya masih belum nyampek. Topiknya benar-benar lebih dalam dari otak saya.
Seminar jadi selesai lebih awal, jam 3 sore. Kita jadi bisa pulang lebih awal. Karena nggak punya wewenang sama sekali, saya jadi nggak berani usul untuk jalan-jalan dulu. Akhirnya cuma beli oleh-oleh 1 dus bakpia patok dan sebangasanya. Untungnya makan malam di salah satu rumah makan di Sragen sangat nikmat (dan nggak lupa, gratis).
Perjalanan yang cukup berkesan. Saya jadi ingin ikutan ngirim jurnal ke seminar internasional call for paper (tapi nggak ke seminar yang nggak jelas kayak gini). Berikutnya, saya coba untuk menulis dengan bimbingan dosen-dosen saya. Ngomong-ngomong masalah dosen, 3 hari perjalanan 1 mobil dengan para dosen, bikin saya jadi tahu karakter sebenarnya dosen-dosen itu. Yang paling kontras adalah Pak S, yang di kampus kesannya cool, waktu kumpul-kumpul gitu jadi rame dan malah paling banyak ketawanya.
Yang beda lagi, kalo kita jalan-jalan sama keluarga atau teman main biasa, lewat desa dan pegunungan, pasti ngobrol-ngobrol gimana indahnya pemandangan. Tapi kalau sama mereka, lihat gemercik air terjun kecil aja, omongannya udah gini: "Wah, itu bisa dikasih generator buat ngasih listrik beberapa rumah. Lumayan tuh, banyak banget energi yang belum dimanfaatkan di sini". Benar-benar obrolan para ilmuwan. Nggak cuma itu, pokoknya enak banget jalan-jalan sama orang-orang hebat kayak dosen-dosen yang luar biasa ini. Moga-moga berikutnya bisa pergi-pergi bareng kayak gini lagi. Ganbatte!!!
read more...
Posted by Haqqi at 3:15 PM 3 comments
Labels: Bahasa Indonesia, My Experiences
Pentingnya Mimpi
Aug 9, 2009Mimpi, adalah kunci... Untuk kita, menaklukkan dunia...
Emang gak salah lirik lagu Laskar Pelangi itu. Tanpa mimpi, kita nggak akan jadi apa-apa. Kita hanya akan berputar di satu titik dan tidak akan mengetahui tujuan kita. Serius nih, berdasarkan pengalaman pribadi. Baik yang tanpa mimpi maupun yang sudah bermimpi dan bervisi seperti sekarang.
Saya mengalami dunia tanpa mimpi itu waktu sebelum lulus SMA. Wuih, bener-bener saya nggak ngerasa hidup. Ngelakuin segala sesuatu seperti nggak ada rasanya. Rutinitas tetap dijalani sih, nggak ngerasa bosan, tapi juga nggak ngerasa asyik. Datar. Itu intinya. Nggak ada yang berkesan yang mengisi memori otak saya tentang kehidupan masa lalu, selain rasa menyesal karena menyia-nyiakan hidup.
Kehidupan saya serasa berubah, saat saya mulai mempunyai mimpi, tujuan hidup, dan yang terpenting adalah mengerti arti hidup bagi diri saya. Oiya, saya jadi pingin posting ini gara-gara baru sms sama seseorang dan ngomongin mimpi. Dari bercanda, kebawa ke obrolan serius deh. Intinya, saya jadi teringat lagi tentang pentingnya mimpi, tujuan, visi, atau apapun itu namanya.
Tapi, proses menemukan "mimpi" itu ternyata gak gampang. Perlu juga hasil kecil-kecilan yang mendukung kita agar menjadi bersemangat dan yakin akan mimpi kita yang sebelumnya samar-samar. Proses yang nggak singkat pun harus dilalui. Saya nggak bisa menjelaskan gimana proses tersebut, karena saya bukan pakarnya. Lebih baik beli aja buku-buku motivasi yang banyak, tapi jangan lupa dibaca dan dipahami. Pokoknya kalau kita sudah punya mimpi, kita jadi bisa lebih menghargai hidup kita. Setahun, sebulan, sehari, sejam, semenit, bahkan sedetik dari tiap waktu kita, untuk mewujudkan mimpi itu.
Mau tahu apa mimpi saya? Ah, jangan. Saya lebih suka menyimpan mimpi saya ini dalam selembar kertas dan menempelkannya di kamar saya. Setiap kali saya melihat lembaran kertas itu, saya akan teringat mimpi saya dan saya akan terus berusaha mengejar impian itu.
Seperti kata Law of Attraction, impian kita harus kita gambarkan sejelas mungkin dalam pikiran kita. Semakin sering kita melihat gambaran tersebut, semakin kita fokus ke impian kita.
read more...
Posted by Haqqi at 10:35 PM 6 comments
Labels: Bahasa Indonesia, My Experiences, My Tips
LC 05 - And the Mistery of the 6th Bungalow
Aug 8, 2009Sumbangan dari Ferdy Maengkom
Jangan ketipu ama judulnya... Postingnya pake bahasa indo kok... masih seputar LC 05 Puntondo, fokusnya ke bungalow 6 (selanjutnya disingkat B6).
Pada suatu hari di bulan agustus (lupa tanggalnya?) Penduduk asrama dipindahkan ketempatnya yang baru,yaitu bungalow. Beberapa orang memilih untuk bergabung di bungalow 5 (tidak akan diceritakan dalam kisah kali ini), dan yang sisa, karena alasan privasi dan berbagai alasan bersama lainnya, memilih untuk bergabung dengan B6. Berikut adalah kisah kami, penduduk Bungalow 6.
B6 memang merupakan tempat misteri. Bahkan sejak di awal kedatangan kami, ada sambutan yang cukup menegangkan dari seekor 'toke' yg berukuran lumayan menegangkan pula. 3 orang dari tim toke-buster berkutat beberapa menit untuk mengusir mahluk tersebut. Akhirnya Toke tersebut menyerah, dan merelakan bungalownya untuk kami invasi. Dari situlah misteri ini bermulai. Malam pertama di bungalow itu, kami melakukan rapat konsolidasi, atau lebih tepatnya, obrolan sebelum tidur.
Entah kenapa, topiknya telah beralih ke makanan, dan kemudian lebih detail, makanan 'unik'. Sejak malam itu, isu sumanto-pun mulai bergulir. Istilah khusus berupa 'tikus' pun sering terdengar di kalangan bungalow 6. 'Tikus' merupakan salah satu makanan favorit dari salah satu penghuni (red;6th). Selain ular, keong, batman, belalang, dll, mungkin, termasuk manusia. Oleh karena itu, si '6th' disebut2 sebagai cikal-bakal sumanto, karena selera makannya yang unik.
Tapi, karena kebersamaan kami, isu tentang si '6th' tersebut kami jaga untuk tetap menjadi misteri. Keesokan harinya, kami terbangun untuk olahraga pagi. Saat itu kami tersadar, telah terjadi sebuah misteri lagi. Kami terkejut ketika melihat tempat tidur salah seorang penghuni bungalow-6 (red;14th), porak poranda, seperti habis diserang oleh pesawat sukhoi. Menurut salah seorang saksi mata, itu terjadi karena kasur yang terbuat dari 'kapuk' (dan konon tidak terasa saking tipisnya) dialih-fungsikan menjadi bantal peluk oleh si '14'.
Pemandangan kasur yang porak-poranda tersebut, serta rahasia gaya tidur si 14 tetap menjadi pemandangan yang misterius selama kami di B6. Itu hanya sebagian dari misteri yang ada di B6. Ada juga misteri tentang 2 penghuni bungalow-6 inisial '8th' dan '18th' yang sempat menunjukkan kemesraan mereka dimuka umum, dengan berpelukan. Ini merupakan kelanjutan dari kisah kasih '6' dan '8' dan juga beberapa pelopor 3some lainnya ketika di asrama, dimana kami sering butuh sebuah pelukan ketika tidur, dan juga setelah menimbang bahwa persaingan cukup ketat dimana populasi wanita hanya 5 dibandingkan dengan pria 10.
Maka sebagian memilih untuk merubah orientasi atau dalam hal ini mengalah untuk menang. Bahkan, karena jumlah yang ganjil maka sebagian berpikir untuk mencari solusi '3some'. Namun, dibalik semua misteri yang ada di bungalow-6, Misteri yang paling besar, ada pada isi tas salah seorang penghuni bungalow-6 sebut saja inisial si '1st'. hal ini bahkan sempat membuat sebagian besar penghuni PPLH Puntondo penasaran dan ingin mengetahui apa dibalik isi tas merah tua tersebut.
Beberapa usaha sempat dilakukan untuk membongkar misteri tersebut. Mulai dari menggunakan siasat penitipan, yaitu berpura-pura menitipkan buku Anjas, lalu berusaha mengintip apa yang ada di dalam tas tersebut, sampai usaha terang-terangan merampas tas tersebut ketika si '1' lengah. Contohnya sesaat setelah exercise pagi, pertandingan all star indo vs MU, Ferdy berlari berusaha membuka tas tersebut, tapi dihadang dengan cepat oleh si '1'. Hingga kini, apa yang ada di dalam tas merah tua tersebut, tetap menjadi misteri terbesar di bungalow 6. (to be continued)
read more...
Posted by Haqqi at 9:42 AM 3 comments
Labels: Bahasa Indonesia, My Experiences
Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki
Aug 7, 2009Berbagai macam anugerah di tahun ini
Nggak kerasa, liburan semester ini sudah hampir berakhir. Banyak sekali yang saya dapat dari awal tahun 2009 sampai sekarang. Saya harus bersyukur kepada Allah SWT atas segala karunia yang diberikan kepada saya. Mungkin di posting kali ini, hanya kejadian yang sangat berkesan saja yang saya tulis. Tapi sebenarnya masih banyak cerita indah yang mengisi hidup saya, yang nggak cukup kalau ditulis di posting ini. Dan tujuan utama tulisan ini bukan untuk bersombong dan bercongkak ria. Tapi untuk mengingatkan diri saya sendiri bahwa saya ini telah diberi anugerah luar biasa oleh Allah SWT, yang mungkin nggak didapatkan oleh setiap orang di dunia ini, atau paling nggak oleh orang-orang di sekitar saya.
Saya nulisnya nggak urut nih, soalnya sudah lupa waktu kejadiannya. Oke, diawali dengan kehidupan kuliah. Dari segi nilai sih, saya rasa biasa aja meskipun tetap masuk jajaran IP atas. Yang merupakan keistimewaan, saya dan salah seorang teman saya, mutiara, diminta menjadi perwakilan prodi dalam acara Forkomil (Forum Komunikasi Ilmiah) yang diadakan setiap hari Selasa di kampus saya. Padahal acara itu biasanya untuk dosen-dosen, tapi ada sesi dimana setiap prodi mewakilkan mahasiswanya untuk menjadi pembicara. Yang spesial, sang pembicara harus menggunakan bahasa Inggris. Suatu kebanggaan saya bisa bicara di depan para dosen. Topik yang saya angkat adalah tentang penggunaan CMS untuk membuat website.
Berikutnya, saya senang sekali karena artikel pertama saya terbit di PC Media seri 5-7. Cerita tentang artikel itu sudah saya posting sebelumnya. Tentu dengan terbitnya artikel itu, saya bisa mendapat penghasilan tambahan yang salah satunya saya pakai beli ampli gitar. Bersamaan dengan artikel itu, berita tentang lolosnya buku tulisan saya di BSNP menambah rasa gembira. Itu artinya buku pelajaran Teknologi Informasi kelas 8 penerbit PT Perca bisa diterbitkan, meskipun sedikit terlambat. Nah, berarti juga bakal dapat royalti sebagai penghasilan tambahan. Alhamdulillah.
Masih berhubungan dengan dunia IT saya. Meskipun nggak ada kelanjutan dari proyek desain baju, saya dapat tawaran dari seorang teman untuk mengerjakan Sistem Informasi Swalayan. Wow, suatu tantangan baru untuk saya karena saya belum pernah mengerjakan itu. Saya jadi merasa bersemangat untuk belajar Java lagi. Kita langsung bikin tim yang terdiri dari 3 orang IT, semuanya satu angkatan. Meskipun akhirnya kewalahan dan memanggil bala bantuan dari Akuntansi.
Berkat itu juga, secara nggak langsung saya jadi dekat dengan cewek yang saya sukai. Entah dia menganggap sebagai teman biasa, atau sudah sadar kalau saya ada rasa lain. Yang penting bagi saya, dia sudah nggak merasa canggung lagi dengan saya. Ugh, tapi entah kenapa rasanya masih ruwet aja sama dia. Sumpah, urusan perasaan kayak gini bukan keahlian saya. Masalahnya lagi, dia orangnya juga pendiam seperti saya. Udahlah, let it flow aja lah. Tapi ada juga teman saya yang bilang kalau saya ini terlalu banyak mikir. Banyak yang menyarankan, sekali-kali beraksi gila gitu loh, nekat dan nggak usah mikir panjang. Ok, akan saya coba turuti.
Kekagetan saya memuncak saat saya dinobatkan sebagai Student of the Year 2009 di kampus saya. Wow, padahal saya nggak pernah mengejar target itu, dan saya ngerasa saya nggak ngelakuin apa-apa, tapi ternyata terpilih. Predikat yang waktu Dies Natalis pasti disebut belakangan, bersamaan dengan "of the year" yang lain (lecturer, staff, and prodi). Itu berarti saya dapat beasiswa tambahan yang cukup untuk biaya kuliah setahun, disamping beasiswa yang saya dapatkan dari VDMS. Lagi-lagi, alhamdulillah. *dan itu berarti saya bisa minta dibelikan sepeda motor sendiri. Hoho...
Selain itu, di Dies Natalis kedua itu saya juga mendapat award tambahan yang dialokasikan untuk biaya penyelesaian tugas akhir. Saya dapat 2 award, yaitu karena menjadi finalis di lomba Arkavidia, dan karena tulisan saya dimuat di PC Media. Besarnya, lumayan lah untuk sekedar penyelesaian tugas akhir. Oiya, ingat Arkavidia, di tahun ini juga saya untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Bandung, datang sebagai finalis lomba. Gratis loh, soalnya dengan biaya dari kampus. Hitung-hitung vacation di tengah waktu kuliah.
Urusan liburan semester, kali ini benar-benar berbeda. Sebelumnya, kalau nggak main game di rumah ya sibuk ngurusi acara di kampus. Tapi liburan kali ini, benar-benar vacation. Diawali dengan rekreasi ke Bali bersama rombongan dari kantor mama saya selama 4 hari (mungkin, saya lupa). Besoknya, diteruskan dengan nginep di villa batu, dalam acara gathering dan evaluasi Lembaga Kemahasiswaan Universitas Ma Chung. Saya pikir, 2 acara tersebut sudah cukup untuk sekedar vacation. Tapi ternyata yang namanya rejeki nggak kemana-mana.
Tepat sebelum Dies Natalis kemarin, pengumuman siapa saja yang lolos seleksi Leadership Conference ke Makassar diumumkan. Dan ternyata, saya termasuk sebagai peserta yang lolos. Itu berarti saya bakan berangkat ke Makassar untuk pelatihan leadership selama 9 hari, dan GRATIS. Semuanya dibiayai oleh yayasan pemberi beasiswa saya, VDMS. Rasanya seperti rejeki nomplok deh. Habis pengumuman kelolosan seleksi, saya dinobatkan jadi Student of the Year. Untuk berita acara dari Makassar, sudah saya tulis di posting sebelumnya.
Saya pikir, vacation saya berakhir setelah dari makassar. Audisi pengisi band di acara kampus nggak lolos, berati tinggal konsen ke kerjaan aja. Mau nyoba audisi yang akustik, saya pikir nggak usah lah. Terlalu banyak waktu saya yang terpakai untuk musik. Saya mau balik lagi konsen ke IT lagi. Mulai dari nulis artikel sampai nyelesaikan proyek dan memikirkan langkah cemerlang selanjutnya. Tapi sekali lagi Allah berkehendak lain. Tanggal 14, 15, dan 16 Agustus minggu depan, saya dan teman saya, Arlingga, diajak dosen saya untuk ikut acara seminar internasional di Jogja. Wuah, ternyata vacation lagi, dan gratis lagi. Senangnya...
Ok deh, berarti sebelum berangkat ke Jogja, saya harus ngebut ngerjain artikel dan proyek saya. Supaya saya bisa menarik hal positif lagi dari semesta, seperti Law of Attraction. Tapi tentu dengan tetap berdoa kepada Allah SWT. Saya juga harus memikirkan rencana besar saya tentang software house yang terpikirkan waktu di Puntondo. Oiya, dan juga saya mau mulai mencari-cari kriteria pendamping hidup saya nantinya, hoho. Siapa tahu yang saya dekati sekarang cocok, siapa tahu juga nggak. Tapi moga-moga aja yang sekarang ini sudah cocok, amiin. Doakan yah semua!!! Sukses!!! I can because I believe I can!!!
read more...
Posted by Haqqi at 9:53 PM 1 comments
Labels: Bahasa Indonesia, My Experiences
Buku Harian LC 05 VDMS - PPLH Puntondo
Cerita tentang pelatihan 9 hari di Makassar
Huft, akhirnya mulai nulis juga. Setelah mengurusi segala urusan yang ditinggalkan gara-gara acara 9 hari ke Makassar itu, sekarang waktunya nulis tentang pengalaman selama LC bersama teman-teman yang luar biasa. Untuk pengantar, bisa baca di posting sebelumnya. Dan semua yang ada di posting ini, adalah buku harian mini yang mencatat awal dari dari perjalanan 15 orang leader Indonesia.
Hari pertama: Jumat, 24 Juli 2009
Habis makan siang pertama di Puntondo, kita istirahat bentar. Sekitar jam setengah 4 langsung diminta kumpul di ruang seminar. Di sana ketemu lagi sama rombongan yang sudah datang duluan. Hm, seperti biasanya kalo acara ketemu teman baru gini pasti ada ice breaking. Permainan pertama dimulai dengan menghafal nama dan sebuah kata yang diambil dari huruf depan nama itu sendiri. Misal, nama saya Haqqi, dan saya memilih nickname Hitman. Semua bergiliran sebut nama dan nickname orang sebelumnya. Yah, yang paling sial sudah pasti yang terakhir.
Setelah itu, istirahat bentar, terus makan malam bareng-bareng. Ah, saya udah lupa suasana "malam pertama" waktu itu. Kalo gak salah sih masih canggung buat ngomong satu sama lain. Kalo udaranya, pokoknya buat orang Malang kayak saya ini, di sana ngerasa kepanasan. Padahal malam-malam loh. Oiya, baru ingat kalo malam pertama hujan gerimis. Habis itu kita langsung masuk sesi english warming up yang difasilitatori oleh Mas Kus. Bisa ditebak akhirnya, sesi ini dibuat dalam bentuk debat. Topiknya adalah, siapakah orang yang berhak diselamatkan dengan sekoci waktu titanic tenggelam. Tuan Presiden? Ibu hamil? Atau presiden hamil? Haha... Sampe beberapa hari setelahnya pun masih dibahas.
Selesai sesi, peserta dipersilahkan masuk ke kamar. Yang 5 orang cewek di Bungalow, yang 10 orang cowok di asrama. Yang bikin gak betah nih, gak ada colokan listrik sama sekali di asrama. Mau nge-charge HP gak bisa, mau buka laptop baterainya gak tahan lama. Kamar mandi ada di bawah asrama, dengan air yang berwarna kekuningan (tapi katanya sih bersih). Di asrama ini udah mulai sesi perkenalan budaya.
Oiya, ini daftar peserta LC 05 VDMS di PPLH Puntondo, Makassar (urut berdasarkan list dari panitia):
1. Ezar Chandra Sunarwan
2. Tersiana Maria Bawengan
3. Mukhradis Hadi Kusuma Jaya
4. Asriadi Masnar
5. Nurman Syafar Manompo
6. Silvani Merlin Tasik
7. Chelly Sintia Arifin
8. Boby Iryawan
9. Heribertus Rianghepat
10. Pungky Andriyani
11. Wendy Tommy R.K.Kindangen
12. Muhammad Fauzil Haqqi
13. Indrawati Kesuma
14. I Gede Putu Aditya A.BF
15. Ferdy Maengkom
Hari kedua: Sabtu, 25 Juli 2009
Pagi pertama di Makassar, jadwal jam 6 adalah morning exercise, atau bahasa manusianya "olahraga pagi". Yah, seperti biasa lah, pemanasan gitu. Hitung 2 kali 8 dengan gerakan-gerakan sewajarnya. Permainan di morning exercise hari pertama itu adalah "gobak sodor" yang gak jelas. Jadi ingat permainan masa SD nih, masa-masa kejayaan olimpiade gobak sodor, haha... Setelah itu lanjut individual activities. Ada yang mandi, ada yang langsung sarapan.
Sesi pertama dimulai jam 9. Materi kali ini adalah penjelasan tentang tema acara, "Creating Sustainable Society". Sesi berakhir jam 1 siang dan dilanjutkan makan siang sampai jam 2, setelah itu sesi berikutnya. Sesi kedua adalah tentang "Mind Map", diakhiri jam 6 sore. Sebenarnya materi mind map ini sudah pernah saya dapatkan sebelumnya di kampus saya. Persis, materi dan pengajarnya, Pak Edwin Kisman. Sesi terakhir yaitu self-reflection dimulai jam setengah 8 malam setelah makan. Para peserta diminta menggambar suatu benda yang dapat melambangkan "Knowledge", "Skill", dan "Value".
Gambar yang muncul pun berbagai macam. Ada Ferrari, rumah, kapal, bahkan lilin. Saya sendiri, menggambar sebuah neraca, yang disisi kanan adalah Skill, di sisi kiri adalah Knowledge, dan tiang penyangganya adalah Value. Silahkan dipikir sendiri artinya apa, haha. Di gambar tersebut, masing-masing peserta diminta menuliskan apa saja yang didapatkan selama sehari, dan itu akan terus berlangsung sampai acara selesai.
Hari ketiga: Minggu, 26 Juli 2009
Hari ini nggak ada morning exercise, karena jadwal hari ini adalah observasi dan analisis sosial ke desa Laikang, tempat PPLH Puntondo berada. Kita dibagi menjadi 3 tim, ada tim Megalithicum, Modern, dan saya sendiri tim 2222. Pokoknya semua nama yang nggak jelas. Tim saya ditugaskan untuk menganalisis fasilitas umum di desa tersebut. Hm, cerita lengkapnya, akan saya tulis lagi di posting lain. Setelah kembali ke PPLH, kita diminta presentasi tentang hasil analisis kita. Kegiatan rutin lain seperti makan, individual activities, dan self-reflection berjalan seperti biasa.
Hari keempat: Senin, 27 Juli 2009
Di hari keempat ini, saya menjadi petugas piket disiplin waktu bersama Wendy dan Tersi. Permainan yang kami adakan waktu morning exercise, permainan yang pernah kita lakukan waktu diklat LK di Baung Camp, yaitu permainan tupai loncat. Selesai morning exercise kalo nggak salah kita semua langsung sarapan bareng di restoran PPLH.
Mungkin sesi hari keempat ini adalah yang paling berkesan (bagi sebagian besar peserta). Sebab pembicara kali ini adalah yang paling menarik (bagi sebagian besar peserta). Yup, fasilitator kali ini adalah Mas Sampoerna, atau biasa dipanggil Mas Sam. Bagi saya sih, memang saya akui menarik, tapi sedikit lebay. Terlebih lagi sebagian materi sudah pernah saya dapatkan. Ugh, ini nih gak enaknya terlalu sering ikut pelatihan leadership. Jadinya nggak terlalu menarik lagi. Seharian seluruh sesi diisi oleh Mas Sam. Tapi sayang sekali ada beberapa game yang tidak dilaksanakan karena terbatasnya waktu.
Hari kelima: Selasa, 28 Juli 2009
Nah, ini hari yang ditunggu-tunggu, sesi outbound. Untuk outbound, peserta dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim Kucing dan Serigala. Saya ada di tim kucing dengan yel-yel yang cukup aneh. Sesi outbound pertama adalah spider web. Yah, seperti spider web biasanya, ini sulit dipecahkan dengan tim yang baru dibentuk. Sebab pasti timnya nggak kompak sama sekali. Parahnya, disini saya dapat sial. Gara-gara salah posisi waktu ngangkat teman, punggung saya jadi terkilir. Rasanya luar biasa sakit. Sampe saya posting artikel ini pun, kalo dibuat lari, punggung saya masih nggak mau kompromi.
Outbound kedua adalah horizontal web. Sama seperti spiderweb pada umumnya, tapi kali ini jaring-jaring diletakkan secara horizontal. Di sini juga terjadi "kekerasan". Cewek-cewek terlempar dan terjerembap ke tanah, gara-gara kesadisan cowok-cowok. Haha, maaf ya teman... Di sesi kedua ini lagi-lagi tim saya gagal.
Sesi ketiga adalah menjinakkan bom berupa galon kosong yang diletakkan ditengah-tengah ban mobil. Berkat ide salah satu anggota tim, rintangan kali ini bisa kita lewati. Sukses! Sesi keempat juga menjinakkan bom, tapi kali ini caranya adalah mengeluarkan bola pingpong dari dalam pipa yang ditaruh tegak. Kali ini, tim saya juga sukses melewati rintangan.
Sesi kelima adalah berjalan sebaris dengan menutup mata. Hanya satu orang yang menjadi guide untuk mengambil bendera yang disebar di pantai. Kebetulan saya yang jadi guide. Yah, berjalan seperti biasa sih, nggak ada kesan yang berlebih. Sesi keenam, mengambil bola di lumpur dengan 4 orang menjadi pengambil (ditutup matanya), dan 4 orang jadi guide untuk masing-masing pengambil. Sesi ini bisa terlewati sebelum waktu berakhir. Sayangnya terjadi sedikit kecelakaan kecil gara-gara terperosok ke lumpur.
Sesi ketujuh adalah sesi paling basah, pipa bocor. Saya pikir, panitia ini keterlaluan. Masa 8 orang pipanya bocor segudang. Jadi gak penuh-penuh deh. Akhirnya jadi kalah sama tim lawan dengan berbasah-basahan. Sesi terakhir adalah mengangkat ember kecil yang ditaruh di atas kursi 4 kaki, yang diikat dengan tali sejumlah peserta outbound. Dalam sekali coba, sesi ini dapat kita pecahkan semua.
Satu comment dari saya, cuaca di makassar dan outbound itu, benar-benar menambah pigmen gosong di kulit saya. Ugh, jadi tambah item deh. Sial.
Hari keenam: Rabu, 29 Juli 2009
Sesi motivasi dan finance sustainability dari mantan dosen Ma Chung, Pak Jimmy Dimas. Yah, sedikit bosan dengan sesi yang sudah pernah saya dapatkan sih, tapi saya banyak mendapatkan inspirasi dari sini. Saya jadi punya beberapa rencana tentang software house saya. Saya putuskan Pak Jimmy menjadi konsultan saya, sebab beliau sendiri berjanji akan membantu dengan gratis, khusus buat peserta LC ini. Seperti biasa, sesi Pak Jimmy diakhiri dengan sesi memecahkan teh botol sosro. Sungguh perjuangan yang panjang, ada beberapa peserta yang sampai jam setengah 8 pun belum bisa memecahkan (mulai sesi memecahkan jam setengah 6an). Sampai-sampai ada peserta yang nangis gara-gara nggak bisa-bisa. Tapi dengan perjuangan yang begitu keras, sampai membuat tangan sakit, akhirnya terselesaikan juga. Saya sih dalam beberapa kali nyoba udah bisa, tapi jadi iri sama mereka yang berhasil dengan perjuangan keras. Tentunya mereka merasa sangat puas sekali, berbeda dengan saya yang merasa biasa.
Hari ketujuh: Kamis, 30 Juli 2009
Sesi yang cukup membuat ngantuk gara-gara kelelahan dan fasilitator adalah langsung Pak Edwin. Sudah ngomong pake bahasa inggris, intonasi nggak mendukung mata, jadi banyak yang ngantuk. Tapi memang materinya sangat berguna, tentang workshop bagaimana membuat presentasi yang efektif. Malam itu adalah malam yang panjang dengan ditemani tugas membuat presentasi tentang analisis masalah yang akan dipresentasikan besoknya. Untung saya bagian konseptor, setelah memberikan konsep saya bisa istirahat. Habis benar-benar capek sih waktu itu.
Hari kedelapan: Jumat, 31 Juli 2009
Yup, hari efektif terakhir yang akan diisi dengan presentasi kelompok dan action plan individu. Ugh, saya yang kebagian presentasi di kelompok saya. Tapi saya sih enjoy aja soalnya saya sudah terbiasa presentasi sih. Untuk action plan, saya berencana menulis tentang LC 05 dan yang paling penting tentang keindahan Puntondo serta PPLH, yang akan saya post di blog ini. Rencana lain adalah mengembangkan software house saya.
Malamnya, ada closing ceremony dan pembagian sertifikat. Setelah itu, ada sesi makan malam penutup bersama yang diadakan langsung dibawah langit malam Puntondo. Menunya, aneka masakan cumi yang nikmat, hoho... Di kegelapan malam yang ditemani api unggun, kita rame-rame ngobrol dan ada perform dari tiap perwakilan area LC. Saya sih, malah nyanyi lagu arema, haha... Nggak lama, masing-masing balik ke kamar.
Sialnya, di malam terakhir yang pingin istirahat dengan tenang, malah saya terkena musibah. Bungalow saya diserang semut yang entah mencari apa. Saya terbangun jam 1 pagi, karna kasur saya yang diserang duluan. Nggak lama saya tunggu sambil FB-an di HP, teman di sebelah saya diserang. Ya saya bangunkan deh. Kita sepakat pindah tidur di luar. Sulit bener buat terlelap di tengah kedinginan pagi itu. Begitu enak-enak tidur, jam setengah 4 terbangun lagi gara-gara diserang semut lagi. Ugh, gila amat nih semut. Akhirnya seisi bungalow jadi bangun semua gara-gara semut sudah menyebar. Sial. Jadi langsung mandi dan pergi ke restoran buat nyalain laptop deh. Nggak bisa tidur lagi.
Hari terakhir, kesembilan: Sabtu, 1 Agustus 2009
Akibat serangan semut, saya jadi bangun kepagian. Saya pikir saya yang paling pagi. Eh ternyata, ada teman yang nggak bisa tidur. Kelihatannya sih, seperti depresi gara-gara mau berpisah (iya nggak Ferdy?). Katanya sih, sampe menyendiri dan nangis-nangis juga. Akibatnya sekarang dia jadi punya julukan, "wajah sangar hati melankolis". Haha, peace Ferdy!!
Selesai sarapan, kita langsung berangkat ke kota makassar, dengan tujuan nyari oleh-oleh. Nggak banyak yang bisa dibeli karena nggak bisa kemana-mana. Tapi paling nggak, udah tahu tentang kota makassar, mall yang ada di bawah tanah lapangan bola, fort rotterdam, pantai losari, dan Universitas Hassanudin. Sampe di bandara, kita nunggu bentar dan mengucapkan salam perpisahan buat semua. Naik Batavia Air lagi, dengan perjalanan 1 jam 20 menit, akhirnya sampe juga di Surabaya. Dijemput mobil kampus, tapi tetap aja kejebak macet di Porong. Tapi jadi bisa sms-an sama seseorang, hoho.. Setelah itu, sepanjang jalan pulang saya ketiduran di mobil.
Comment
Selesailah perjalanan panjang saya selama 9 hari di Makassar. Komentar saya terhadap LC ini, benar-benar luar biasa. Saya dapat banyak teman-teman dari berbagai latar belakang, dapat menikmati keindahan pantai Puntondo, jadi tahu berbagai macam kebudayaan teman-teman, dan tentunya masih banyak lagi yang nggak bisa ditulis disini. Buat teman-teman LC yang mbaca posting ini, silahkan menambahkan atau sekedar comment di blog ini. Mungkin ada beberapa sesi menarik yang lupa saya tulis disini, bisa ditambahkan di halaman comment. Saya bertekad pasti datang lagi ke Makassar untuk menikmati Trans Studio yang masih dibangun. Kerja dulu, dapet duit, terus minta dianterin teman-teman LC yang ada di Makassar. Hoho...
Setelah ini, saya berniat menulis tentang keindahan Puntondo beserta PPLH-nya. Itu salah satu action plan saya untuk membuat Puntondo lebih dikenal di Indonesia ini, mengingat potensi Puntondo yang begitu besar. Ok, see ya!!!
read more...
Posted by Haqqi at 3:30 PM 2 comments
Labels: Bahasa Indonesia, My Experiences
Menuju LC 05 VDMS - PPLH Puntondo
Prolog
Meskipun main language di pelatihan vdms pake english, posting pengalaman Leadership Conference (LC) pake bahasa indonesia aja yah. Ada banyak sekali yang mau saya ceritakan. Mulai dari berangkat, sampai nanti pulang. Kenapa saya nulis "sampai nanti pulang? Karena tulisan ini saya post setelah pulang ke malang. Tapi saya mulai nulis ini waktu pertengahan LC pake HP, jadi mungkin agak aneh sama posting-posting setelah ini.
Ok, saya start dari apa itu LC. Soalnya teman-teman kampus saya aja banyak yang nggak tahu saya ngapain ke Makassar. LC itu adalah semacam pelatihan leadership yang diadakan Van Deventer, lembaga yang ngasih saya beasiswa untuk 3 tahun ini. LC yang saya ikuti ini sudah angkatan ke-5. Prosesnya untuk bisa ikut sih, nggak asal pilih. Dari 10 orang penerima beasiswa di kampusku, 2 orang sudah pernah ikut sebelumnya, jadi nggak boleh ikut. 8 orang sisanya diseleksi melalui tulisan tentang sustainibility dan tentang motivasi.
Awalnya hanya akan dipilih 2 orang dari kampus saya. Karena mendadaknya pengumuman adanya seleksi, dari 8 orang itu yang mendaftar hanya 6 orang. Tapi ternyata, yang lolos seleksi itu ada 3 orang, lebih 1 orang dari yang ditentukan di awal: wendy, pungky, dan saya. Kita bakal bertemu dengan 12 orang lain dari seluruh penjuru indonesia di makassar.
Pelatihan ini murni free of charge, alias gratis. Dari biaya pelatihan, akomodasi, sampai transport. Bahkan urusan transport nggak menyangkut tiket pesawat aja, tapi juga biaya dari tempat tinggal ke bandara. Sungguh mulia hati penyelenggara LC ini. Kita dijadwalkan berangkat tanggal 24 Juli sampai pulang tanggal 1 Agustus. Jadi selama 9 hari (7 efektif) itu, kita bakal digempur dengan pelatihan-pelatihan yang tentunya akan memberikan suatu pelajaran bagi saya.
Setiap peserta mendapatkan list seluruh anggota yang ikut di LC ini. Wajarnya orang IT, saya langsung search ke om google, semua nama yang tertera di situ. Dan yang saya dapati adalah hasil yang cukup mencengangkan. Memang beberapa nggak tercantum di google. Tapi ada beberapa orang yang luar biasa, salah satunya duta bahasa di tempat dia. Wah, berati nih orang-orang hebat. Apalagi bahasa utama yang digunakan adalah bahasa inggris. Bisa jadi saya yang paling bodoh urusan komunikasinya nih.
Sip, info dasar sudah, searching tentang PPLH Puntondo sudah, googling map udah, packing udah, siap-siap berangkat.
---
Ok, kita rombongan berangkat dari kampus jam setengah 5 pagi, buat mencegah supaya nggak kena macetnya surabaya pagi. Diantar mobil kampus, kita janjian sama rombongan dari Surabaya. Anyway, ini pertama kalinya saya naik pesawat komersial. Ingat, pesawat ko-mer-si-al. Soalnya kalo pesawat militer sih pernah. Kita naik Batavia Air dengan nomor penerbangan 7P-725 yang dijadwalkan berangkat jam 9.05am WIB dari bandara juanda surabaya. Tapi sampainya di sana ternyata kepagian, jadi nunggu lama deh. Sekitar jam 8an, kita ketemu rombongan dari surabaya. Mereka dari Universitas Wijaya Kusuma dan Petra. Kenalan di awal, nama panggilan mereka Indra, Anjas, dan Bobby. Kita nunggu check in ruang tunggu bareng-bareng.
Lucunya, saya ngerasa penerbangan ini cepat sekali. Yang saya lihat, awalnya jadwal boarding jam 9.05 dan sampe jam 11.30. Padahal pesawat telat sekitar 20 menit, tapi sampai di bandara Hassanudin di Makassar saya lihat jam saya masih jam 11 kurang. Loh, kok cepat banget? Kenapa hayo? Ternyata, saya nggak lihat daerah waktunya. Departure jam 9.05 WIB dan landing jam 11.30 WITA. Ow, pantes aja kok kerasa cepat. Jadi terbangnya sebenernya cuma 1 jam setengahan. Anggapannya, badan udah prepare buat menghadapi perjalanan 2 jam 20 menit, tapi ternyata ngerasain perjalanan cuma 1 jam 20 menit.
Sampai di bandara Hassanudin, saya tercengang. Wuah, bandara ini lebih megah daripada Juanda, tapi tetap menjunjung tinggi "ke-simpel-an". Hebat bener makassar ini. Kita cari bagasi masing-masing, terus keluar. Sampai di tempat penjemputan, saya ditelepon panitia. Katanya ada 8 orang dari pesawat saya. Loh, kita cuma berenam kan. Mana yang 2 lagi? Eh, ternyata ada satu lagi peserta yang ternyata dari bandara juanda udah merhatiin kita, namanya Heri. Dan satu lagi, seorang ibu-ibu yang ternyata dari bandara juga merhatiin kita, namanya Bu Rosa. Mereka ragu mau nyapa soalnya nggak tahu anak VDMS atau bukan.
Kita dijemput panitia pakai 2 mobil, dan langsung meluncur ke PPLH Puntondo. Perjalanan yang panjang. Dari bandara butuh waktu lebih dari 2 jam sampai ke Kabupaten Laikang. Ok, gak masalah sih, di awalnya. Paling nggak bisa sambil tidur di perjalanan. Tapi ternyata, di saat-saat terakhir, justru kalo tidur malah bikin kepala "kejeduk". Jalanan super nggak rata. Jadi bingung, nih aspal apa batu yang disusun sih. Beruntungnya pemandangan di perjalanan cukup layak untuk dinikmati. Jalan di tepi pantai, bau laut, tapi juga bau kotoran sapi. Wahaha.
Beberapa puluh menit tersiksa sepanjang jalan, akhirnya sampai juga di PPLH Puntondo. Kesan pertama, wow... tempat yang luar biasa, sampe-sampe nggak bisa dijelasin dengan kata-kata. Datang-datang langsung makan siang dengan menu masakan laut. Ketemu beberapa teman baru, dan bersantai sejenak sebelum mulai sesi pemanasan. Itu berarti waktunya foto-foto dunk. Hoho... Habis itu langsung sesi warming up, meski terlambat beberapa jam dari jadwal. (to be continued)
read more...
Posted by Haqqi at 3:22 PM 1 comments
Labels: Bahasa Indonesia, My Experiences