Pertama kali datang ke seminar internasional
Seperti yang sudah saya tulis di posting sebelumnya, hari Jumat kemarin saya berangkat menuju Yogyakarta. Sedikit flashback, saya diajak seminar ini oleh dosen saya, dengan sebuah syarat. Syaratnya, pokoknya kami (saya dan teman saya) sama sekali nggak boleh tanya tentang biaya dan gak boleh keluar uang sama sekali, selain buat oleh-oleh. Intinya, GRATIS. Ya saya terima aja, meski nggak tahu sama sekali tentang apa yang jadi materi seminar ataupun gimana sistemnya. Pokoknya karena yang ngajak dosen saya sendiri, saya asumsikan bahwa seminar ini layak untuk diikuti.
Kita serombongan berangkat hari Jumat, dengan rencana awal berangkat jam 1 siang. Tapi karena berbagai hal, mobil jemputan baru sampai rumah saya jam 3an. Haha. Satu mobil diisi 7 orang, dari depan ada supir yang biasa kita panggil Pak Di, kemudian ada 4 dosen. Karena takut menyinggung, saya tulis aja inisialnya. Ada Pak R, Pak W, Pak S, dan Pak H. Mahasiswa yang ikut ya cuma saya dan teman saya. Berangkat lewat jalur kota Batu ke arah Yogyakarta.
Di daerah payung, karena ada panggilan alam, terpaksa berhenti. Ternyata perhentian ini berakibat tidak tenangnya kita waktu perjalanan. Kenapa? Ikuti ceritanya. Hoho...
Yah, seperti perjalanan biasa ke luar kota yang jauh, pasti banyak berhentinya. Masuk kota Yogya, sekitar jam 1. Tapi jadi muter-muter nggak karuan gara-gara tersesat nyari hotel. Akhirnya masuk hotel jam 2 pagi, di Hotel Kusuma.
Paginya, kita siap-siap dan langsung berangkat ke UIN, tempat seminar diadakan. Ternyata seminar ini adalah seminar internasional call for paper, dengan nama THE INTERNATIONAL INDUSTRIAl INFORMATICS SEMINAR 09. Buat yang belum tahu, seminar internasional ini beda sistemnya dengan seminar biasa. Di seminar biasa, kan cuma ada pembicara yang diundang, terus audience mendengarkan. Biasanya pun seminar biasa memakai topik-topik yang umum.
Tapi beda dengan seminar internasional. Secara umum, sistem seminar internasional ini seperti ini. Seminar internasional memiliki topik yang lebih dalam tentang suatu bidang. Di sesi awal, ada beberapa keynote speaker yang berbicara tentang beberapa hal yang menyangkut topik seminar. Biasanya keynote speaker ini adalah figur-figur yang luar biasa. Di sesi berikutnya, adalah presentasi dari pemakalah yang ikutan call for paper. Maksudnya, beberapa bulan sebelumnya, panitia membuka pendaftaran bagi orang-orang yang ingin mengirimkan jurnal ilmiah ke seminar tersebut. Jurnal-jurnal itu diseleksi, lalu yang lolos akan menjadi pemakalah di sesi tersebut. Pak R, Pak S, dan Pak H adalah salah satu pemakalah yang lolos seleksi.
Yang kita kecewakan di awal, kita masuk UIN aja tersesat. Sama sekali nggak ada banner atau penanda yang jelas dimana seminar diadakan. Yang ada cuma satu petunjuk dari kertas HVS bertuliskan IIS09 ke arah kanan. Sampe 2 kali muter-muter UIN, baru ketemu gedungnya. Di depan gedungnya pun nggak ada spanduk selamat datang. Huft...
Oiya, semua presentasi disampaikan dengan bahasa Inggris. Wajar kan, seminar internasional yang dihadiri pemakalah dari luar negeri juga.
Di sesi pertama, yang bisa saya ikuti cuma presentasi pertama. Setelah itu, topiknya terlalu dalam bagi saya. Apalagi malamnya kurang tidur, jadi ngantuk berat. Untung masih ketolong sama kopi yang diminum waktu coffee break awal. Setelah sesi pertama selesai, ada makan siang prasmanan yang siam kita santap. Uenak tenan...
Awalnya, saya dan teman saya pikir bahwa sesi kedua (dari jam 1 sampai 5) akan berjalan sesuai jadwal beserta pemakalahnya. Pemakalah dipisah ke 8 ruangan yang masing-masing memiliki topik sendiri. Karena kita pikir jadwal akan teratur, kita sudah mentarget mana saja pemakalah yang bakal kita datangi. Tapi ternyata benar-benar diluar dugaan. Dasar seminar internasional indonesia, banyak banget pemakalah yang nggak datang. Akibatnya beberapa pemakalah jadwalnya dimajukan. Jadinya nggak bisa menikmati sesi-sesi yang kita targetkan. Kita cuma terkurung di ruangan nomor 2 yang isinya cuma pemakalah + kita (2orang). Lucu juga, jadi pemakalah saling mempresentasikan ke rekan sejawat. Kalo kita, rasanya masih belum nyampek. Topiknya benar-benar lebih dalam dari otak saya.
Seminar jadi selesai lebih awal, jam 3 sore. Kita jadi bisa pulang lebih awal. Karena nggak punya wewenang sama sekali, saya jadi nggak berani usul untuk jalan-jalan dulu. Akhirnya cuma beli oleh-oleh 1 dus bakpia patok dan sebangasanya. Untungnya makan malam di salah satu rumah makan di Sragen sangat nikmat (dan nggak lupa, gratis).
Perjalanan yang cukup berkesan. Saya jadi ingin ikutan ngirim jurnal ke seminar internasional call for paper (tapi nggak ke seminar yang nggak jelas kayak gini). Berikutnya, saya coba untuk menulis dengan bimbingan dosen-dosen saya. Ngomong-ngomong masalah dosen, 3 hari perjalanan 1 mobil dengan para dosen, bikin saya jadi tahu karakter sebenarnya dosen-dosen itu. Yang paling kontras adalah Pak S, yang di kampus kesannya cool, waktu kumpul-kumpul gitu jadi rame dan malah paling banyak ketawanya.
Yang beda lagi, kalo kita jalan-jalan sama keluarga atau teman main biasa, lewat desa dan pegunungan, pasti ngobrol-ngobrol gimana indahnya pemandangan. Tapi kalau sama mereka, lihat gemercik air terjun kecil aja, omongannya udah gini: "Wah, itu bisa dikasih generator buat ngasih listrik beberapa rumah. Lumayan tuh, banyak banget energi yang belum dimanfaatkan di sini". Benar-benar obrolan para ilmuwan. Nggak cuma itu, pokoknya enak banget jalan-jalan sama orang-orang hebat kayak dosen-dosen yang luar biasa ini. Moga-moga berikutnya bisa pergi-pergi bareng kayak gini lagi. Ganbatte!!!
ANNOUNCEMENT!!!
This blog is dead!!! I moved it to my new blog in http://haqqi.net. Thank you for reading this blog. Hope you will read my new blog too.
Tentang IIS09
Aug 16, 2009Posted by Haqqi at 3:15 PM
Labels: Bahasa Indonesia, My Experiences
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
wah....asik itu2 ikutan donkz...
Wahai bpk2 yg saya sebenernya kenal, tlng qta2 lain kali d ajak donkz...hehehehhe
@^: hei yang kenal sang bapak2... Anda siapa yah???
Ao..
numpang komen nih...
ikutan paan?
Post a Comment