Minggu pagi yang dingin
Malam minggu kemarin, saia tidur lebih awal dari biasanya, jam 12 (biasanya jam 2). Tapi waktu tidurnya nggak berubah dan saia terbangun jam 4an. Tunggu-tunggu, lebih tepatnya, saia ketiduran. Badan saia sudah kelewat hancur gara-gara tiap hari begadang. Jadi laptop saia masih menyala dari saia tidur sampai bangun lagi. Dan bisa ditebak, window yang terbuka adalah NetBeans IDE 6.5 dengan main project DevilishChildren. Ya, project yang baru tadi malam selesai saia re-make. Tapi artikelnya belum selesai juga sampai saia nulis posting ini. Hiks hiks...
Kembali ke topik, tentang minggu pagi. Entah kenapa, setelah saia turun dari kamar saia (yang notabene di loteng tanpa jendela), saia jadi ingin melihat langit biru. Hm... Saia langsung naik ke atap rumah saia, melewati lantai 2 yang notabene untuk jemuran. Terus saia naik ke tempat paling tinggi di rumah saia. Waktu itu, saia sudah lepas pakaian atas saia. Jadi di atas atap itu, saia setengah telanjang (nggak usah dibayangkan).
Udaranya yang dingin, lumayan... Pemandangannya, ah sial... Sebagian besar ketutup pohon jati dan rumah tetangga yang lebih tinggi. Tapi untungnya saia masih bisa melihat langit biru dengan awan yang berombak. Oiya, malamnya kalau nggak salah hujan deras. Jadi genting rumah saia lumayan licin. Waktu naik jadi sedikit lebih berhati-hati. Begitu lihat pemandangan, saia jadi pingin foto. Langsung saia balik ke kamar ambil handphone, terus naik lagi ke atap.
-Saia bukan fotografer, saia juga bukan orang yang mengerti seni visual, saia hanya orang biasa, jadi jangan ketawa waktu lihat hasil foto saia-
Rumah saia menghadap ke utara, sesuai pilihan orang tua saia saat dulu beli rumah. Alasannya, biar rata kena sinar matahari. Kalau hadap timur kan cuma waktu pagi kena sinar. Kalau hadap barat cuma waktu sore. Jadi pilihannya kalau nggak utara ya selatan. Tapi nggak tahu kenapa kok milih utara.
Kalau lihat ke arah barat, saia lihat lantai 2 rumah tetangga saia yang dasarnya orang kaya (nggak penting). Lihat lebih jauh lagi, kelihatan seekor (?) gunung yang (mungkin) namanya gunung putri tidur. Lihat agak atas, kelihatan langit yang biru.
Kalau lihat ke arah timur, ketutupan lantai 2 tetangga saia. Benar-benar nggak enak. Jadi nge-foto antena tetangga (ngak penting).
Kalau lihat ke arah utara, ketutup pohon-pohon yang masih rindang. Lihat ke bawah sedikit, kelihatan latar seberang rumah tempat parkir gerobak sampah. Lihat agak ke kiri bawah, kelihatan lapangan multi fungsi yang dasarnya lapangan voli.
Tapi lebih sering untuk futsal. Lihat ke benar-benar utara, saia jadi pingin nge-foto pohon palem yang udah cukup dewasa.
Kalau lihat ke selatan, yah... ketutup lagi sama rumah tetangga belakang yang baru selesai dibangun. Saia jadi nge-foto tandon airnya saja.
Huft, target saia saia harus renovasi rumah saia ini dalam waktu 5 tahun ke depan. Jadi 2 lantai atau 3 lantai, lengkap dengan atap datar yang bisa buat ngumpul-ngumpul ngelihat bintang. Nggak lupa studio musik dan ruang full IT. Wkwkwk... 5 tahun yah... Waktu yang sangat singkat untuk mengumpulkan uang sejumlah satu rumah. Tapi, namanya target kalau nggak besar ya nggak berkembang.
Dan ini yang nge-foto, belum mandi dan setengah telanjang (sekali lagi nggak usah dibayangin)
6 comments:
gak tertarik masuk ke SCOPE, klub fotografi ma chung nih??? hehehe... :D
Nice picture bro.
PS: foto yg terakhir gagah sekali tuh... :D
Fotografi...
Hm... Benernya tertarik, tapi situasi dan kondisi lagi nggak mendukung nih...
Tahun ketiga ntar mungkin ikut... Hehe...
Waduh,,kyknya km ada bakat jadi paparazzi....
it means, aq harus waspada ma km... ha37x...
bos, postingmu kali ini sebarkan ke tetangga kiwo-tengen-ngarep-mburi-dhuwur-ngisor mu.. hyaghyaghyag.. (rock)
untung yang terakhir seperempat (baca: setengah) bagian ke atas..
(dance)(rock)(drinking)
Wkwkwk....
No comment...
Fyuh... Ngetes widget...
Post a Comment