Welcome to HQ's Blog

Hello World! If you've visited this blog before, welcome back. Please help me what article do you like by give it a comment. But if you're new with this blog, please feel free to stay ahead for a shortwhile, to read my articles. I assure you will get something by read it carefully. Haha...

Ok ok... By the way, this blog belongs to me, Haqqi. Yeah, that is my nickname. If you want to know about me, please read the top sidebar titled "About Me". If you want to know MORE about me, please feel free to add my Messenger (xp_guitarist) and chat with me. I am Indonesian. My English is not so good, so please don't laugh if my 'syntax' is wrong. But sometimes I will post my blog in Bahasa Indonesia (I think most of them will).

The reason I create this blog is, I want to share everything I can share. From my experience, computer program I used, my algorithms and source codes, and some useful infos and tips. So, if you want to request something I can, feel free to ask. And if you also want to share me something, I always open my hand, haha. Anyway, WELCOME TO MY BLOG!

This site is best viewed with Mozilla Firefox with resolution 1024x800 or more

Page copy protected against web site content infringement by Copyscape

ANNOUNCEMENT!!!

This blog is dead!!! I moved it to my new blog in http://haqqi.net. Thank you for reading this blog. Hope you will read my new blog too.


What is The Title? I Don't Know

Feb 13, 2009

Looks like this will be the last post about HER

Just about 4-5 months, but it feels so long. First question, why should I write this post in English?? One of the answer is, I don't want everyone read this post, especially HER. Because in general I know people is too lazy to read English. Haha... Just kidding. Actually, I really want HER to read this post, to know how I am now, to rethink about HER feeling, and if possible to forgive me. But HER English isn't good, why still I write in English??

Ok, sebenarnya saia juga malas nulis dalam English. Langsung saja, seperti tertulis di atas, mungkin ini akan jadi posting terakhir tentang DIA. Kenapa?? Panjang ceritanya.

Saia sendiri sedikit lupa dengan apa yang sudah saia tulis di posting sebelumnya. Jadi mungkin di posting ini bakal ada statement perulangan yang terjadi. Pada dasarnya, di posting ini saia akan cerita tentang 'rencana' saia yang ternyata malah menjadi satu kesalahan saia yang lain. 'Rencana' yang sebenarnya saia 70% saia tujukan dengan sasaran demi perubahan tim saia, dan 30% sisanya untung-untungan demi mendapatkan DIA lagi. Tapi ada yang lolos dari perkiraan saia, yang akhirnya malah ruwet.

Rencana saia ini terinspirasi salah satu taktik perang yang saia baca. Bunyinya, kalau ingin memperdaya musuh (sasaran), maka perdayalah teman terlebih dahulu. Tapi ternyata, dalam kasus saia ini, yang harusnya jadi sasaran, malah jadi teman. Yang harusnya jadi teman, malah jadi sasaran. Kebalik kan??? Saia jelaskan di akhir-akhir saja.

Balik sedikit, sebelum saia memutuskan untuk menjalankan rencana ini, saia sudah tulis beberapa posting yang nggak bisa saia posting kemarin-kemarin. Soalnya takut berbenturan sama 'rencana' permainan otak yang saia buat. Hm, karena udah saia tulis, jadi mending sekalian aja saia tunjukkan. Ni postingan yang harusnya udah di posting dari dulu, tapi saia lupa kapan.

---------------

Posting ini nggak saia tulis dalam satu waktu. Perlu waktu berhari-hari untuk mengembalikan mood menulis posting ini selengkap-lengkapnya. Perlu waktu berhari-hari juga untuk memutuskan apa saja yang perlu ditulis di posting ini. Setidaknya ada 3 tahap penulisan posting ini. Dan posting ini mungkin akan jadi posting terakhir tentang dia.

Wow, shock... itu yang pertama kali saia rasakan malam itu

Saia menulis posting ini sebelum saia menelepon dia (yang mungkin) untuk terakhir kalinya. Sebelum saia memulai untuk menulis ini, saia sms dia, iseng aja, cuma tanya apa bisa nemenin saia kerja sambil smsan, dan coba tebak apa balasannya??? Dengan santainya dia balas "Maaph, aku lagi kencan...". Entah ini pengaruh mental, percaya nggak percaya, kaki saia langsung terasa lemas, perut terasa mulas, dan konsentrasi langsung buyar (padahal sebelumnya memang nggak bisa konsentrasi gara-gara "intuisi" nggak enak tentang dia). Intuisi??? Ya, beberapa hari ini perasaan saia sangat nggak enak. Ngapa-ngapain sama sekali nggak enak. Bahkan pekerjaan nggak kelar-kelar. UAS pun nggak ada persiapan. Ternyata benar, intuisi ini tentang dia yang semakin menjauh.

Terus apa yang saia lakukan setelah baca sms dia? Saia bales, "Slmat, km brhsil 'mengguncang' mental q. Aq putar lgu 'Salam Untuk Dia' dr Garasi. Btw ntar malam boleh telepon g?". Yah, seperti biasanya, dia langsung nggak bales sms saia lagi. Entah telepon saia bakal diangkat atau nggak. Yang pasti, diangkat atau nggak itu akan menentukan salah satu keputusan terbesar dalam hidup saia. Bahkan akan membuat saia mengambil keputusan untuk sekali lagi "membuang masa lalu". Kalau nggak diangkat, berarti besok pagi atau rabu pagi saia bakal langsung ke rumah dia tanpa bilang-bilang, dan saia akan menanyakan semua pertanyaan yang terpendam di otak saia, apapun itu. Setelah itu, biar semua terjadi sesuai takdir. Kalau memang nggak jodoh, ya sudah. Saia akan coba untuk menyerah dan menerima hasilnya.

---

Nah, dua paragraf di atas itu saia tulis sebelum saia nerima balesan dari dia yang isinya "Sbb. D ap Qi'? Maaf yang bales tadi bukan aq". Ternyata benar, yang bales sebelumnya tadi adalah "oknum kedua" yang (katanya) jealous pada saia. Mereka berdua lagi ke suatu cafe entah dimana. Nah, kelanjutannya??? Saia tetap ingin telepon dia, dan dia bales "Sms aja yah, cos q uda janjian tlpn sama 'oknum pertama'". Ya udah, saia menyerah. Saia bilang kalau saia bakal tunggu dia selesai. Setelah itu, dia nggak bales sms saia sama sekali. Bahkan saia misscall pun nggak dibales. Berarti keputusan saia sudah semakin bulat. Tinggal menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah saia list padanya. Setelah itu, saia akan sekali lagi "membuang masa lalu" untuk menciptakan lagi dunia saia.

Saia juga kadang tertawa sendiri waktu mikir, kenapa saia bisa "hancur" gara-gara seorang perempuan yah??? Mungkin benar isi lirik lagu Changcuter, Wanita Racun Dunia. Padahal dulu setiap ada masalah selalu berlalu dan selesai begitu saja. Kenapa sekarang nggak... Apa saia terlalu memegang konsep saia yang menyatakan bahwa dia berbeda dan dialah yang menjadi tujuan hidup saia??? Apa karena saia ini orang yang terlalu setia sehingga nggak bisa melupakan dia??? Apa karena saia belum pernah merasakan perasaan "terluka oleh asmara"??? Apa karena saia terlalu menyesal dengan kesalahan saia itu??? Apa karena pemikiran saia yang sudah terkonstruk oleh cerita di banyak komik karangan Adachi Mitsuru ini nggak bisa menerima gara-gara ending seperti ini nggak pernah ada dalam komik tersebut??? Ataukah memang saia yang terlalu bodoh??? Entahlah...

Dipikir-pikir lagi, sepertinya memang saia ini nggak pernah merasakan "jatuh". Saia harap dengan rasa sakit ini, saia menjadi lebih kuat lagi dalam menjalani dan mempelajari hidup. Saia positif thinking saja, mungkin ini cobaan dari Tuhan untuk saia. Mungkin Tuhan kali ini memberikan jalan yang lain. Siapa tahu saia akan menemukan yang lebih dari dia, walaupun saia masih ragu, karena dia adalah satu-satunya perempuan terunik di dunia yang pernah saia temui. Dia perempuan pertama yang memberi saia julukan yang khas, cocok banget sama saia, I**o. Tapi akhir-akhir ini dia sama sekali nggak pernah manggil saia dengan julukan itu. Apa artinya dia memang sudah benar-benar menutup hatinya??? Itu juga salah satu pertanyaan yang saia tulis dalam list.

Dari pengalaman singkat yang cukup menyakitkan dari bagian hidup saia ini, saia mengambil beberapa pesan moral. Yang pertama, ternyata dunia nggak selalu berjalan sesuai apa yang kita pikirkan dan inginkan. Kita harus sadar itu, kalau nggak pasti bakal sulit untuk menerapkan konsep ikhlas seperti yang sudah saia tuliskan di posting sebelumnya. Kedua, hidup ini bukan seperti game yang bisa di save dan load sesuka hati. Jika ada suatu pilihan dalam hidup, pilihlah dan jangan pernah menyesal dengan pilihan kita. Karena kita nggak bisa kembali ke saat kita bebas memilih lagi. Ketiga, menghadapi hati seorang perempuan itu nggak mudah. Harus menunggu saat yang tepat untuk melakukan tindakan, jangan terburu-buru, apapun alasannya. Tapi kalau kesempatan itu sudah terlihat, jangan disia-siakan, karena mungkin itulah satu-satunya kesempatan yang ada.

---

Oke, semua tulisan di atas saia tulis sebelum saia menelepon dia. Setelah ini akan saia jelaskan apa saja yang terjadi dan apa saja yang akan saia lakukan setelah saia menelepon dia. Sudah sekitar 2 minggu saia menunda untuk menulis ini, sampai-sampai saia hampir lupa.

Semua berjalan seperti biasanya, hambar. Nggak ada respect yang dulu pernah saia rasakan dari dia. Beberapa hari setelahnya, saia sms-an lagi, tetap dengan topik yang serius. Seperti biasanya, sms-an itu selalu berakhir dengan pertanyaan saia yang nggak dijawabnya. Ya sudahlah, mau gimana lagi. Saia memutuskan untuk nggak lagi sms dia, bahkan dia pun nggak sms saia, sampai tulisan ini diposting. Benar-benar nggak ada contact sama sekali. Sebelum saia menulis posting ini, saia mencurahkan isi otak saia di bulletin friendster. Makanya blog ini lama nggak di update. Sedikit berharap, tulisan saia bakal dia baca. Karena ternyata tulisan saia di blog ini belum semuanya dia baca (ya memang dia dasarnya males baca sih).

Saia nggak bisa terus seperti ini. Masalahnya, saia sedikit regret dengan kecerdasan saia ini, dengan sinyal nerve yang terlalu cepat. Setiap apapun yang saia alami, selalu terbentuk mindmap dengan pusatnya adalah dia. Bahkan sampai hal-hal yang sebenarnya nggak ada hubungannya dengan dia, ikut terhubung dengan benang-benang mindmap itu. Yang nggak ada hubungannya aja bisa terhubung, gimana kalau yang memang berhubungan??? Lebih parah lagi saat saia sedang nggak ada kerjaan. Alam bawah sadar saia mengarahkan alam sadar saia ke mindmap itu lagi. Mau nggak mau, saia jadi mencari berbagai kesibukan kapanpun dimana pun.

Sepertinya saia sudah nggak 'dianggap' lagi. Kehadiran saia nggak lebih dari looks-like-someone-from-past-memory. Saia sendiri masih bingung apa yang harus saia lakukan setelah ini. Udah laptop rusak, komputer di rumah lebih lemot, browsing di hp cuma buka friendster, aduh... Ya sudahlah...

----------------

Nah, yang pasti tulisan di atas saia tulis sebelum sayang saia selesai diservis. Berhubung sekarang sudah balik ke tangan saia, ya saia tulis posting yang ini (kayaknya nggak ada hubungannya deh).

Lanjut... Rencana apa yang saia lakukan?? Sedikit flashback lagi. Satu ilmu yang saia nggak bisa adalah "how to deal with human, especially women". Dulu, waktu DIA menjauh, saia pakai logika saja. Logisnya kan gini, kalau ada yang menjauh, ya dekati biar nggak tambah jauh. Ternyata DIA tetap seorang cewek, lebih pakai emosi. Ya akhirnya dia malah menjauh. Terus, saia coba untuk jalankan rencana ini. Saia mencoba untuk menjauh, nggak secara perlahan, tapi langsung. Jadi saia mau katakan bahwa saia mau keluar dari tim saia, karena saia terbebani perasaan saia ke DIA (setengah bo'ong setengah beneran).

Tapi, saia bertanya-tanya, enaknya medianya apa ya??? Kalau blog... jangan. Blog ini 100% jujur. Nggak ada kebohongan atau sesuatu dibaliknya. Jadi nggak mungkin saia bilang itu lewat blog ini. Apalagi dia jarang buka blog saia. Kalau lewat telepon... juga jangan. Telepon terakhir saia berkata kalau saia masih tetap di tim saia, itu kesepakatannya. Dan saia nggak akan buat keputusan di luar rapat. Lagian pasti bakal didebat lagi, dan bisa-bisa ketahuan kalau ada udang di balik batu. Lewat sms, berati nggak bisa bo'ong juga. Karena isi sms saia selalu yang benar-benar saja. Solusinya???

Hm... tulisan saia yang sering dia baca, di bulletin fs. Jadi saia tulis aja di bulletin, mumpung hp saia juga udah bisa buat browsing. Kalau ada yang ngikuti bulletin saia, pasti dikit-dikit tahu. Kalau mau lihat sekarang, maaf, sudah saia delete. Demi kebenaran. Alah... Intinya, lewat bulletin itu saia coba bermain-main dengan otak manusia.

Nggak cuma itu, saia juga act aneh di depan DIA. Bahkan sampai bawa-bawa sohib saia biar terkesan lebih nyata. Celakanya, saia malah asyik dengan permainan saia. Saia nggak sadar kalau DIA malah terluka. Saia lupa kalau DIA itu nggak tahan kalau punya perasaan bersalah. Nggak nanggung-nanggung, ternyata tindakan saia ini jadi sebuah pikiran besar di otak DIA. Sampai-sampai dia jatuh sakit. Saia nggak tega. Singkat cerita, saia ngerasa ada sesuatu yang aneh. Akhirnya saia putuskan untuk berhenti bertingkah seperti itu.

Keanehan itu terjadi. Malah dia yang mengancam bakal keluar dari tim. Waduh, nggak main-main ini. Saia langsung putuskan untuk meluncur ke rumahnya, mengatakan semua "udang di balik batu" dari tingkah saia. Saia tahu, saia nggak layak dimaafkan. Tapi ya saia tetep minta maaf. Setelah itu, hampir nggak ada komunikasi dengan DIA.

Sekarang saia bingung harus nulis apa lagi... Saia ingin nulis tentang DIA lagi, tentang perasaan saia, tentang semuanya, tapi banyak yang nggak bisa dibuka ke publik. Keadaan yang ada sekarang, saia dan DIA tetap satu tim. Dengan semua kesalahan saia, saia coba untuk menganggap bahwa saia nggak ada feel apa-apa ke DIA, supaya saia bisa act seperti apa adanya. Tapi itu hanya 'menganggap', bukan sebenarnya. Itu hanya aplikasi dari manipulasi persepsi saia. Padahal sebenarnya feel itu tetap ada, dan masih sangat besar. Saia harus menahan diri saia, saia harus memakai topeng saia, saia harus kembali seperti nggak ada apa-apa. Meski semua bakal terasa berat, untungnya sayang saia sudah kembali. Sedikit lebih lega, meski sepi.

Quote: Menahan diri itu nggak enak, tapi bersabar itu salah satu ibadah. Jadi saia harus bersabar.... dan berdoa.... dan berharap..... nggak lupa untuk terus bermimpi.... Reach The Secret!!!!

5 comments:

^HaPpiLy uMy^ said...

ckckck...
cewek bener2 menyusahkan...-_-a

Mutiara Aisyah said...

Wah...wah...wah... seru..seru...seru... mau...mau...mau...? (baca ala iklan 3)

Kisahmu menginspirasi, dengan segala kepasrahan, ketajaman logika, taktik, dan keyakinanmu. Ya, yg namanya cewek...biar gimana juga mesti tetep pake melibatkan emosi y...

Eh, paling seru tuh pas adegan SMS yg mengguncang mentalmu, Qi. Wah, aq jd ngebayangin gimana km pas baca tu SMS. Hmmm....skrg saatnya melaksanakan Quote-mu dengan sungguh2. Jalan masi panjang, masi banyak yg mungkin terjadi, kan?! Smangatt truz! ^^

Salam ya bwt dy, kpn makan2 lg?hwe3x...BTW, commentQ panjang amat y,hehe

Haqqi said...

@Umy: Bener... makanya jangan suka cewek.. hehe..

@Tiara: Waduh..waduh..waduh.. memang..memang..memang.. emosi..emosi..emosi..

Aq baca sms itu ya... ga usah dibayangin lah. Bener, jalan masih panjang. Nggak tahu apa yang akan terjadi. Dan benar-benar blank.

Ntar tak sampein salamnya. Makan2?? Gantian lah...

MalaikatKecil said...

duh....ka' falcon saiyank...!!
phen ndak bisa comment papa nih..

lo sih...
udah bahasana susah,,,
masalah cinta jah...keknya masalah yang tak terpecahkan otak lo yang cerdas ntuh..

perfectionist btuL sih kao nih..
enjoy ja dundun..!!
dinikmatin gituh...
cadas banged lok "cinta"


hahhaha...
commentku kuq jadi banyak gini,,,
huehuehe

SMANGAD...

Haqqi said...

@malaikatkecilku:

Wah, akhirnya ephen kasih comment juga...
Otak??? Otak-ku otak logis sih... Sulit banget buat masukin perasaan dalam otak. Tapi kalau udah masuk sekali, ya kayak gini jadinya... Hehe...

Gpp kok, dengan ini aku bisa jadi lebih tahu arti hidup.

Tapi kalo masalah perfectionist, kayaknya himma lebih tahu... Aku dari dulu kan emang perfectionist, tapi perfectionist-ku beda dari yang lain... Istilahnya, bukan nyari kelebihan doank, tapi lebih nyari kecocokan...

::Nih comment-ku juga panjang...::