Welcome to HQ's Blog

Hello World! If you've visited this blog before, welcome back. Please help me what article do you like by give it a comment. But if you're new with this blog, please feel free to stay ahead for a shortwhile, to read my articles. I assure you will get something by read it carefully. Haha...

Ok ok... By the way, this blog belongs to me, Haqqi. Yeah, that is my nickname. If you want to know about me, please read the top sidebar titled "About Me". If you want to know MORE about me, please feel free to add my Messenger (xp_guitarist) and chat with me. I am Indonesian. My English is not so good, so please don't laugh if my 'syntax' is wrong. But sometimes I will post my blog in Bahasa Indonesia (I think most of them will).

The reason I create this blog is, I want to share everything I can share. From my experience, computer program I used, my algorithms and source codes, and some useful infos and tips. So, if you want to request something I can, feel free to ask. And if you also want to share me something, I always open my hand, haha. Anyway, WELCOME TO MY BLOG!

This site is best viewed with Mozilla Firefox with resolution 1024x800 or more

Page copy protected against web site content infringement by Copyscape

ANNOUNCEMENT!!!

This blog is dead!!! I moved it to my new blog in http://haqqi.net. Thank you for reading this blog. Hope you will read my new blog too.


Lagi-Lagi Tentang Dia

Dec 27, 2008

Mungkin posting ini adalah posting terakhir tentang dia

Sudah hampir satu bulan sejak hari itu, hari di mana saia benar-benar merasakan 'akibat' dari kesalahan terbesar saia. Kesalahan saia yang terlalu ingin tahu tentang dia, sampai saia melanggar kode etik saia. Sedikit flashback, tepat setelah saia melakukan kesalahan itu, dia telepon. Awalnya hanya menanyakan tentang hal biasanya, tapi saat saia cerita bahwa saia sudah melakukan kesalahan itu, ekspresi suara dia berubah. Setelah itu, saat saia bertanya tentang hatinya yang terbuka entah untuk siapa, dia mengatakan bahwa dia baru saja menutupnya. Kalau nggak salah, saat itulah dia pertama kali menyatakan bahwa dia telah menutup hatinya. Dan akhirnya saia tahu kalau ternyata hati itu untuk saia. Sejak itu dia dingin dan datar kepada saia. Setiap teringat hal itu, saia merasakan penyesalan yang sangat-sangat dalam.

Saat ini, saia benar-benar ingin bicara empat mata dengannya. Bicara tentang banyak hal, mungkin awalnya tentang hari-hari masing-masing setelah kejadian itu. Lalu flashback, tentang dia yang merasa 'dosa' sama saia, tentang dia yang nggak ada niat mempermainkan saia dan bilang kalau ada banyak hal yang nggak bisa diomongin ke saia, tentang dia yang bilang nggak mau terus larut, dan tentang alasan beberapa orang yang jealous ke saia (padahal harusnya malah saia yang jealous ke mereka), atau tentang dia yang 'mungkin' saat ini sedang dekat dengan seseorang. Kalau saia ingin bicara empat mata dengannya, berarti saia harus mengambil tindakan untuk mengajaknya bicara.

Tapi sepertinya sekarang benar-benar sudah nggak ada lagi moment yang tepat untuk ngomong semuanya. Lewat sms, pasti kalau sudah menyinggung masalah ini, nggak dibales. Belum lagi kalau dia salah tangkap arti tulisan saia, bisa tambah runyam. Lewat telepon, sudah nggak pernah diangkat lagi, meski berkali-kali dial. Mau ngomong langsung, sulit sekali bisa ketemu face to face, dia selalu menghindar. Apalagi sekarang kondisinya sudah membaik, meski terasa hambar, hambar, dan hambar. Walaupun berada dekat dengannya, saia merasa dia jarang sekali memulai pembicaraan dengan saia, lebih sering bicara dengan yang lain. Saia juga merasa dia jarang sekali memandang wajah saia (atau karena saia sendiri yang takut memandangnya ya, jadi nggak pernah lihat dia???). Saia benar-benar ingin bicara masalah feel ini dengannya.

Tapi, saia nggak mau merusak suasana yang ada saat ini, walaupun suasana ini terasa begitu hambar. Akhirnya saia terpaksa memakai 'topeng'. Saat saia berada di depan dia dan yang lain, saia harus memakai topeng dengan ekspresi 'wajar'. Tapi dibalik itu semua, saia merana. Saia harus menahan sifat alami saia yang selalu ingin tahu, benar-benar menahannya. Saia takut kalau saia memulai pembicaraan itu, dia malah ill feel lagi ke saia. Jadi, mungkin satu-satunya cara, adalah lewat posting ini, entah dia bakal baca dan menanggapinya atau nggak. Tapi saia rasa dia sudah mulai mengerti saia. Buktinya dia berkata dengan jujur saat dia nggak memperbolehkan saia sms dia saat dia sedang ada sesuatu. Walaupun sesuatu itu bikin 'sakit', tapi masih lebih baik daripada rasa sakit dalam ketidaktahuan.

Walaupun ingin sekali bicara dengannya, saia merasakan hal yang aneh. Ini pertama kalinya saia takut untuk tahu yang sebenarnya. Saia takut untuk menerima kenyataan pahit. Maksudnya?! Mungkin lebih tepat kalau dibilang "saia takut kalau dia mengatakan bahwa dia benar-benar sudah menutup hatinya untuk saia, selamanya". Saia nggak siap kehilangan dia untuk selamanya. Saia nggak siap untuk tahu kalau saia nggak lagi ada kesempatan. Saia takut untuk tahu kalau dia sudah memilih orang lain. Saia takut untuk tahu kalau saia nggak masuk dalam 3 orang yang 'ditunjuknya'. Saat ini saia sudah nggak bisa lagi berpikir positif tentang ini. Karena saat ini sikap dia ke saia masih 'aneh'.

Karena itu semua, saia sekarang jadi takut untuk ambil tindakan. Apalagi, dia itu, kalau sudah kecewa, benar-benar 'menakutkan'.
Dan rasanya dia juga masih sensi ke saia. Bisa-bisa saia buat dia loose control lagi. Tapi saia juga nggak ingin lama-lama seperti ini. Jadi apa yang harus saia lakukan??? Apakah saia harus mengambil tindakan dengan resiko yang mungkin nggak bisa saia hadapi? Atau saia harus tetap seperti ini menahan diri dahulu, seperti salah satu taktik Sun Tzu, mundur untuk menang? Entahlah. Mungkin cara itu juga punya resiko yang berhubungan dengan keterlambatan mengambil tindakan, karena saia dulu juga terlambat.

Mungkin bagi dia, sangatlah mudah untuk menutup hatinya dari saia, dan tentu sangatlah mudah untuk melupakan saia. Dia pernah merasakan rasa sakit yang lebih dari sekedar rasa sakit saia. Saia juga tahu, sekali dia ambil keputusan, pasti sangat susah mengubahnya. Dia juga bilang kalau sekali kecewa, dia bakal susah untuk balik sampai ada sesuatu yang benar-benar bisa membuatnya punya sudut pandang lain. Aduh, susah juga ya. Padahal saia baru kenal dia juga nggak lama, sejak dia masuk tim saia. Tapi karena sifat dasar saia yang setia, sulit jatuh cinta, dan sebagainya, saia jadi benar-benar sulit melupakan dia. Sudahlah, mungkin untuk masalah ini saia perlu pegang konsep dia, yaitu "Let it Flow", dan juga konsep dari F, yaitu "Jodoh ada di tangan Tuhan". Artinya, sekarang saia hanya perlu pasrah saja melewati semua. Sisanya tinggal mengaktifkan lagi "manupulasi persepsi", biar saia juga nggak terlalu fokus ke dia.

Ralat: Ternyata posting ini bukan posting tentang dia yang terakhir. Baru saja saia dapat bahan tulisan tentang dia, tapi akan saia posting next time.

3 comments:

Arlingga said...

Keep fighting, bos!!

SBY mendukungmuh!!

Anonymous said...

FIGHTTO !!! SEMANGAT Bro!!!

Tetap berjuang bro... Fightto mendukungmu.. :D

Never give up. Kita tidak akan pernah tau pasti bagaimana perasaan orang lain. Bagaimana jika apa yang orang tersebut rasakan bertolak belakang dengan apa yang ada di pikiran kita? Masih ada dua pilihan bro. Ya dan tidak.

So, just let her know what your feeling about her is. Don't wait until you regret yourself for the entire of your life. :D
Just wait the right time and you know when the right time will come.

Semoga 'dia' membaca tulisan ini ya.. :D Mantap bro..

Keep on FIGHTTO !!! :D

Haqqi said...

Thanks all...

She has known my feeling, because I've told to her, long time ago. But it is just not in the right time, and I really regret that. And because of my biggest fault to her, that make her heart closed.

But keep in fight and stay calm in serenity...